Bulan
Agustus tahun ini meriah sekali. Tiga even besar sekaligus dalam 1 bulan, bahkan hampir
berbarengan; HUT RI, Asian Games, juga Hari Raya Idul Adha. Apalagi, semuanya
adalah yang pertama bagi saya di Sangatta.
Perayaan
kemerdekaan RI di sini tentunya ditandai dengan panen raya penjual bendera
musiman di pinggir jalan. Tanggal 16 malam, tirakatan dan doa-doa, banyak
diselenggarakan di masjid sekitar. Tanggal 17 tentunya show time bagi paskibra-paskibra juga tim paduan suara yang sudah
persiapan berhari-hari (berbulan-bulan). Selain upacara bendera, banyak sekali
perlombaan, panggung hiburan, juga bentuk selebrasi lainnya. Sampai Agustus mau
berlalu pun rasa-rasanya masih terasa sekali perayaan ini. Ditambah lagi kisah
heroik dari para pejuang kemerdekaan, kisah perjuangan para paskibra, kisah
viral seputar HUT RI, hingga kisah pengisi kemerdekaan yang sarat dengan
motivati kemudian diangkat di berbagai media.
Dulu
waktu kecil yang paling saya suka dari perayaaan HUT RI adalah pawai tujuhbelas-an,
es dan mie ayam. J rasanya saya benar-berar merdeka waktu
itu hahahha Yes, karena biasanya kalau ke sekolah atau hari biasa jarang banget jajan (kecuali
lagi dikasih uang eyang), jadi es dan mie ayam rasanya sangat spesial, sangat
nikmat. Kuah kaldu yang kental ditambah saos sambal, kecap, masih berasap, trus
dicampur sampai rata, uuhhh enakk warbiasahh...plus es cendol manis dingin, M E
R D E K A.
Ibu,
kakak saya dan saya, kami bertiga hanya jajan setelah pulang nonton pawai, jadi
nggak ada nonton pawai sambil makan cilok. Dulu saya tersiksa. No saku no
jajan, udah tas bawa buku berat, masih tambah bekal nasi. Udah gitu kemana-mana
kalo ngga jalan ya nyepeda, boro-boro dianter naik motor, naik angkot aja ngga
pernah. Sering banget ngiri ke temen yang tiap istirahat jajan, udah gitu antar
jemput, dia enak banget yaa...
Setelah
saya ngerasain kerja, ngerasain dapet gaji saya mulai sadar kalau uang yang
kita dapatkan dengan kerja keras sayang banget buat dibelanjain, apalagi
sekedar nurutin lidah yang sebenarnya bakal lebih kenyang dan lebih sehat
masakan rumah. Pantas saja bapak saya jarang ngasih uang jajan. Karena memang
keperluan jajan masih bisa dipenuhi dengan sekotak bekal nasi. Saya sangat
menghargai apa yang bapak tanamkan pada saya sejak kecil, walaupun saya yakin
itu terpaksa karena keadaan, kalau bapak saya kaya mungkin akan beda cerita,
hehehe. Ya, dan mulai menarik intinya, kalau saya dapatkan sesuatu, sudah
seharusnya menjadi sesuatu yang berarti dan bermanfaat, minimal untuk diri saya
sendiri.
Even
selanjutnya, ini dia, Asian Games Jakarta-Palembang, opening ceremony-nya keren banget, walaupun saya cuma lihat di tv
tapi kekaguman saya tetap sama dengan yang nonton langsung. Hampir-hampir
nangis karena terharu atas kerja keras semua kru yang terlibat di
penyelenggaraan opening ceremony ini.
K e r e n. Terlepas dari semua komentar netizen saya sendiri sebagai warga
Indonesia turut berbangga atas kesuksesan penyelenggaraan even ini dan mendoakan
semoga even ini membawa dampak bagi Indonesia di mata Asia dan juga dunia, baik
perekonomian, pariwisata dan lainnya.