MAKSUDKU NGGAK GITU
Masalah abg –a-be-ge- cewe biasanya
dimulai ketika dia sadar akan eksistensi dirinya. Keberadaan dirinya di
lingkaran pertemanan; di hadapan teman tapi nyaman, gebetan, pacar, kakak kelas
cantik #saingan, atau anak temen papa yang gantengnya masyaAllah. Muncullah
pikiran bahwa semua harus tampak sempuna. Harus jadi pribadi menyenangkan, easy going, good looking. Pipi tirus, kaki jenjang, kulit putih mulus, tinggi
semampai, nggemesin, otak encer.
Saya pernah ngerasain berada di
umur 15 tahun, dimana saya mulai memperhatikan fisik. Saya lihat dikaca, saya
ini kalau dalam kondisi biasa, nggak senyum dan nggak marah, kok mukanya
keliatan kayak orang cemberut, sombong dan nyebelin. PADAHAL MAKSUD DAN MAU
SAYA NGGAK GITU. Sorry capslocknya
nyala. Sementara temen-temen cewek saya, ketika mukanya biasa aja, kalau
dilihat meninggalkan kesan ramah,
membuat jatuh hati, karena kelihatan kayak lagi senyum.
Waktu itu kebetulan masuk SMK
kelas X ikut tonti, diajarin senyum. Supaya tetap kelihatan ceria dan semangat meskipun
badan capek luar biasa. Diajarinnya begini, kaitkan (gigi depan bawah) ke depan
(gigi depan atas). Tarik bibir kanan satu cm dan bibir kiri satu cm. Coba ngaca!
Pegel. Nggak bertahan lama. Perasaan iri itu masih tetap ada. Jadi gimana, ya
masih tetep nggak ada solusi.
Time lapse, sekarang ceritanya udah kuliah semester 3. Ternyata dengan
muka yang kelihatan kayak orang cemberut, sombong dan nyebelin ini ada yang mau
jadiin saya pacar. Jadian, LDR, banyak masalah, putus. Oh God. Kejadiannya nggak sesimpel itu. Waktu itu saya sering
mempertanyakan, apa sih kurangnya saya? Bodo banget, banyaklah. Si doi bilang, “Kamu
ngga kurang. Kamu terlalu sempurna untukku, kamu pantas mendapatkan yang lebih
dari aku”. Siapa yang pernah jawab gini? Kamu jahat. Bilang aja kurangnya apa, letak
salahnya di mana. Itu lebih laki.
Jawaban itu membuat saya merasa
semakin terpuruk. Semakin merasa buruk. Apalagi ada pembandingnya, yang jelas
muka selebgram, badan SPG. Nangis ðŸ˜.
Baiklah. Saya mulai cari solusi, yes,
peninggi badan. Gara-gara ini saya jadi ikut MLM. Setelah menghabiskan produk
senilai kurang lebih 1,2 juta tinggi badan saya nambah, 3 cm. Pun nggak merubah
apa-apa, masih aja tetep keliatan pendek gitu
loh. Emang dasarnya. Tapi kegiatan jual beli di MLM ini lumayan
menguntungkan. Akhirnya saya bisa beli wedges, baju baru, facial, beli krim siang & malam. Pake duit sendiri. Itu menyenangkan.
Selain itu pengembangan diri di MLM membuat saya lebih banyak bersosialisasi. Untung
putus, haha. Mungkin akan saya ceritakan perjalanan MLM ini di postingan
selanjutnya.
Doc. pribadi, join MLM (dua dari kiri) 2015
Saya sudah pakai nih peninggi badan, wedges, baju yang
lebih enak diliat, udah juga perawatan. Si doi nggak balik. Setelah si doi
nggak ada tanda-tanda untuk balik, maka saya mencoba untuk mengesampingkan
ingatan-ingatan tentang itu. Yang saya lakukan adalah menyibukkan diri jualan,
kerja, berpasrah pada Tuhan dan menyelesaikan kuliah. Tentunya dengan kekuatan
doa orang tua, juga dukungan banyak teman. Akhir cerita, saya pun hadir dalam
acara resepsi pernikahannya, pertengahan 2017 lalu. Alhamdulillah.
Doc. pribadi, (belakang enam dari kiri) 2016
Saya merekomendasikan buku “Berpikir
dan Berjiwa Besar” terjemahan “The Magic of Thingking Big” karya David J.
Schwartz, dari buku ini saya memahami ketidakkembaliannya si doi, dan saya pun
tidak menginginkan itu lagi. Butuh waktu lama, and it won’t be easy. Hikmah yang saya ambil dari my own story ini, saya temukan di vidio
youtube Gita Savitri Devi, “Why I Stopped Photoshopping My Face”. Mengejar
kesempurnaan bentuk fisik akan membuat saya kelelahan. Dan nggak akan terjadi.
Saya harus menerima apapun kondisi saya dilahirkan. Yang mukanya keliatan kayak
orang cemberut, sombong dan nyebelin ini. Yang pendek ini. I have to love it. Karena ini pemberian terbaik dari Tuhan. Daripada
menghabiskan waktu untuk memikirkan kesempurnaan yang jauh dari jangkauan, ternyata
ada banyak hal bermanfaat yang bisa dilakuin.
Ini cerita pertama tentang self acceptance, nanti bakal ada cerita
lanjutan. Terimakasih, semoga bermanfaat.